Industri Video Game: Era Kejayaan dan Kemandekannya

Sekitar dua dekade yang lalu, industri video game sedang berada di puncak kejayaannya. Game seperti Super Mario, Legend of Zelda dan Sonic the Hedgehog tidak hanya merajai pasaran tapi juga hati para pemain. Bagi seorang Rama yang masih berusia belia, inilah masa dimana video game memiliki nilai seni dan inovasi yang tinggi. Namun, seiring berjalannya waktu, saya melihat ada perubahan substantif dalam industri ini. Bahkan bisa dibilang, kualitas video game masa kini jauh berbeda dengan masa kejayaannya.

Konten Refleksif vs Gratifikasi Instan

Perubahan pertama yang saya amati adalah dari segi konten. Jika dulu, video games menghadirkan storyline yang refleksif dan menggugah pemikiran, kini banyak produsen game yang lebih mengejar gratifikasi instan. Sebagai contoh, mari kita bandingkan game Legend of Zelda dengan game mobile populer saat ini, Mobile Legends. Zelda membutuhkan pemain untuk berpikir dan merencanakan strategi dalam menjalankan misi, sementara Mobile Legends hanyalah pertarungan 5 vs 5 yang berlangsung selama 20 menit. Bisa dibilang, pemain diberi 'mainan' untuk menghabiskan waktu, bukan untuk membangun makna yang lebih dalam.

Monetisasi berlebihan dan Kerugian bagi Pemain

Perubahan kedua ada pada aspek monetisasi. Saat ini, banyak game yang menggunakan pendekatan 'freemium' atau 'free-to-play' di mana pemain bisa mendapatkan game secara gratis tetapi harus membayar untuk mendapatkan fitur tambahan atau 'in-app purchase'. Akan tetapi, seiring dengan pesatnya pertumbuhan industri gaming, pendekatan ini semakin digunakan untuk mendapatkan keuntungan maksimal daripada memberikan kenyamanan kepada pemain. Akibatnya, pemain yang tidak ingin atau tidak mampu mengeluarkan uang lebih sering merasa termarginalkan.

Pengorbanan Kualitas demi Kuantitas

Terakhir, ada pengorbanan akan kualitas demi kuantitas. Dalam upaya untuk tetap bersaing dan beradaptasi dengan laju perkembangan teknologi, banyak developer game yang lebih fokus pada peningkatan grafik dan fitur permainan tanpa mempertimbangkan kualitas cerita dan gameplay. Saya tahu, kemajuan grafik dan teknologi adalah hal yang tidak bisa dihindari. Namun, tanpa keberadaan cerita yang kuat dan gameplay yang baik, sebuah game hanya akan menjadi selingan sejenak dan tidak bertahan lama di hati pemain.

Mengenang Era Keemasan Video Game

Setelah melihat betapa buruknya video game saat ini, rasanya tidak ada salahnya untuk mengenang era keemasan video game. Saat itu, setiap rilis game baru ditunggu-tunggu dan diantisipasi oleh para fans. Kendati grafiknya tidak sehebat sekarang, tetapi pengalaman bermain yang mereka tawarkan sungguh membekas di hati para pemain.

Memahami Industri Video Game saat ini

Walaupun kualitas video game terus menurun, tidak berarti industri ini mati dan tidak ada inovasi. Ada beberapa developer game indie yang masih berusaha mempertahankan kualitas permainan dengan cara mereka sendiri. Beberapa produsen game besar juga mencoba merombak pendekatan mereka untuk memberikan pengalaman bermain yang lebih baik. Jadi, tidak sepenuhnya benar jika kita mengatakan bahwa video game saat ini semuanya buruk.

Membangkitkan Industri Video Game lagi

Sebagai pemain, kita juga memiliki peran dalam membangkitkan industri video game ini kembali. Dengan lebih selektif dalam memilih jenis game yang kita mainkan dan mendukung developer yang masih berkomitmen pada kualitas, saya keyakinan industri video game bisa kembali ke jalurnya. Mari kita berharap, suatu hari nanti, kita bisa menikmati video game yang tidak hanya memanjakan mata tapi juga merangsang pikiran, seperti yang pernah ada di masa lalu.